The Apprentice Competition
Sebenarnya, simpel saja... Pada waktu les inggris, di kelasku yang berlabel Advanced Speaking Skills, semua harus mampu untuk mengasah kemampuan berbicara mereka dalam berbahasa Inggris. Selain itu, mereka dituntut untuk kreatif, percaya diri berbicara di muka umum, bahkan bernegosiasi dengan orang yang mungkin belum dikenal....
Jadi, si guru menugasi kami pada Task 1 sebuah kompetisi yang mirip "The Apprentice" nya Donald Trump... Sekelas dibagi dalam tiga kelompok yang masing-masing kelompoknya berisi 4-5 orang... Kami diberi waktu seminggu untuk mempersiapkan apa yang akan kami dagangkan di IALF selama kurang lebih 2,5 jam... Kami boleh berdagang apa saja, memakai strategi marketing yang kreatif dan jujur, dan pemenang akan dihitung berdasarkan profit...
Kelompok ku terdiri dari lima orang (termasuk aku). Total tiga cewek dan dua cowok... Nah, setelah mendapat bocoran bahwa teman-teman lain berencana untuk berjualan makanan dan minuman, kami berpikir bahwa seharusnya kami menjual sesuatu selain makanan... Karena kami hanya diperbolehkan memiliki modal sebesar Rp.100.000, kami pun mencari ide biar kami tidak perlu banyak keluar duit, sehingga profit yang dihasilkan bisa lebih besar.
Our IDEA
Kami memiliki ide untuk menjual barang bekas yang kami punyai...TADAAAA. Ini sebenernya sih adalah salah satu jalan membuang barang-barang lama yang tak sanggup lagi termuat di rumah tua saya.. Yahhh, sebenernya saya pun tidak tega amat menjuali orang-orang dengan barang yang jelek dan lusuh atau bahkan terlalu kecil.. So, saya membongkar lemari saya yang tidak karu2an dan mencari baju yang masih bermotif unik dan disukai anak muda tetapi memang sudah tidak akan bisa saya pakai lagi....
Kami berencana menjual berbagai macam barang bekas seperti pin dan kaos.. Kami juga menjual jajan pasar sebagai alternatif lain jika barang bekas tidak juga laku... Makanan kecil yang kami jual seputar lemper, kroket, risoles, dan lapis...
Namun, saat mendekati hari kompetisi, kami belum menemukan banyak baju bekas yang masih layak dan mampu untuk dijual Rp.20.000 per piece... Jadi teman saya bilang jual majalah bekas pun tidak apa.. Soalnya rencananya kita jual Rp.4000. per piece (murah sih menurutku)...
Di hari kompetisi
-Saya membawa sekitar 10 buah majalah Cosmo Girl edisi masih jaman dia bentuknya panjang dann normal..
-Saya membawa 3 buah Tshirt bekas (masih bagus karena jarang dipakai) dan 1 dress (sudah tidak cukup dan bagus)
-Teman membawa jajanan pasar lemper dsb di dalam kotak berpiring dan bertudung saji
-Kami (dua orang dari grup lebih tepatnya) datang jam 16.30 dan termasuk grup pertama yang datang
Strategi kami
-menjual makanan dan majalah bekas dulu soalnya kami malu jualan baju bekas
-Menempelkan poster ke papan pengumuman
-Plan utama sebenernya jual makanan dengan keuntungan dikit, tetapi produk bekas ternyata mendatangkan banyak keuntungan
- Lebih banyak bertarung di "menjual barang yang gak usah butuh modal" Jadi kalo ga laku ya uwes....
Facts
- setelah majalah yang dijual cuman @ 3000-5000 ternyata sepi pengunjung dan yang laen lebih memilih beli makanan kami atau minuman dan dessert kelompok lain
- Setelah strategi kami beralih jadi Rp.6000 dapet tiga buah majalah, ada yang membeli dan ada yang tetep tidak mau, tapi ada juga yang masih agree bahwa Rp.4000 dapet satu
- Orang2 mostly beli karena kasian teman sendiri berjualan dan tidak laku
- Kelas jam 5 yang sepi mamring membuat keadaan bertambah merana
- Relasi dengan teman lain kelas yang satu sekolah memberikan keuntungan tersendiri
- Para siswa lebih memilih untuk membeli jajanan, minuman, maupun eskrim daripada harus membeli barang seperti majalah karena bisa jadi mereka kurang suka membaca
- Their minds tidak di-set untuk membeli barang secondhand walaupun harganya murah sekalipun
- Promosi yang kami lakukan sangatlah kurang
- Banyak yang berpikir bahwa les tidak semenakutkan sekolah sehingga jika ada tugas ya bisa saja ditinggalkan karena tidak akan terlalu berpengaruh
In The End
- Kelompok kami yang bermodalkan Rp 20.000 (untuk jajanan pasar) berhasil meraih untung Rp.40.000
- Walaupun untung, prediksi meleset jauh karena kami memprediksi untung Rp.120.000 berkat menjual baju bekas (yang tidak jadi kami jual)
- Kami meraih posisi kedua dari tiga kelompok karena untung kami kalah besar dari kelompok satu yang meraih profit 50ribuan dan kelompok lain yang malah rugi
- Kami berhasil mempresentasikan dengan cukup baik apa kekurangan dan kelebihan kelompok kami, termasuk strategi marketing mendadak kami dan kegagalan kami memprediksi selera pasar
- Kami bahagia setidaknya dan bersiap menuju task dua
TASK 2:
- Kami dishuffle lagi dan berganti kelompok
- Kami disuruh membuat produk atau program bagi Study Centre alias Library IALF
- Nantikan program kami dan cerita selanjutnya
- Setiap project selalu menemukan fakta baru dan kegilaan tersendiri
Labels: everyday, IALF, project, thoughts
"God love your soul and your aching bones.."
10:29 AM
10:29 AM
I am Me, with all my courage, ego, hope, and my own dream, together with all my life, heart, my mind, and fate.. Somehow, I'm surviving, which humanize me.. Because of all the trying and struggling, sometimes I fall and some days God lift me up... 
